Lanjut ke konten

Fakta-fakta di Balik Kecelakaan Tol Cipali

20 Juni 2015

href=”https://edorusyanto.files.wordpress.com/2015/06/tol-cikapali-minim-lampu.jpg”>tol cikapali minim lampu

KABAR pengoperasian jalan tol Cikampek-Palimanan (Cikapali) Cikopo-Palipamanan (Cipali) sepanjang 116,75 kilometer (km) cepat menyeruak. Maklum, publikasinya cukup luas karena mendapat perhatian cukup besar dari kalangan awak media di Indonesia. Kehadiran ruas jalan tol di jalur pantai utara (Pantura) Jawa ini banyak dinanti-nantikan orang.

“Untuk menempuh jarak Jakarta – Cirebon saya sekarang hanya butuh waktu sekitar 2,5 jam,” ujar Asep, seorang pedagang saat berbincang dengan saya di Jakarta, baru-baru ini.

Jalan tol yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Lintas Marga Sedaya ini menghubungkan Cikampek (Kabupaten Karawang) Cikopo (Purwakarta) dengan Palimanan (Kabupaten Cirebon). Kehadiran jalan tol yang menelan investasi hampir Rp 14 triliun ini oleh Korlantas Polri Irjen Condro Kirono dinilai mampu mengurangi beban kendaraan roda empat arus mudik Lebaran hingga 40%.

Ironisnya, kurang dari seminggu dioperasikan secara gratis, tol yang bertarif Rp 827 per kilometer ini, dirundung kecelakaan lalu lintas jalan secara bertubi-tubi. Berikut ini fakta-fakta seputar kecelakaan di jalan tol yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Sabtu, 13 Juni 2015.

Fakta Pertama:

Inilah jalan tol yang pada masa awal pengoperasiannya memunculkan banyak berita kecelakaan lalu lintas jalan. Sejak diresmikan Sabtu, 13 Juni 2015 hingga Jumat, 19 Juni 2015, jalan tol terpanjang di Indonesia ini mencatat 14 kecelakaan lalu lintas jalan. Artinya, setiap hari rata-rata terjadi dua kasus kecelakaan lalu lintas jalan.

Fakta Kedua:

Kasus kecelakaan di tol Cikapali Cipali selama sepekan menelan tiga korban jiwa dan 16 korban luka-luka. Korban luka-luka terdiri atas luka ringan dan luka berat.


Fakta Ketiga:

Mayoritas kecelakaan, yakni 71,43% adalah kecelakaan tunggal, sedangkan 28,57% adalah kecelakaan ganda. Kecelakaan ganda sedikitnya melibatkan dua kendaraan bermotor, sedangkan kecelakaan tunggal antara lain menabrak tebing dan terjerembab ke parit.

Fakta Keempat:

Dugaan sementara pemicu utama kecelakaan adalah faktor manusia. Aspek utama dalam kecelakaan itu terdiri atas mengantuk (78,57%). Selebihnya mulai dari yang lepas kendali (14,28%) hingga lengah saat berkendara (7,15%).

Fakta Kelima:

Jumlah kendaraan yang terlibat kecelakaan mencapai 18 unit. Mayoritas kendaraan yang terlibat kecelakaan adalah golongan satu, yakni 83,34%. selebihnya adalah kendaraan golongan dua, yakni 16,66%. Kendaraan golongan satu mencakup sedan, jip, pickup, truk kecil, dan bus. Sedangkan kendaraan golongan dua adalah truk dengan dua gandar.

Fakta Keenam:

Dari sisi waktu kejadian, mayoritas kecelakaan terjadi pada rentang waktu pukul 00.00-06.00 WIB, yakni 50%. Rentang waktu kedua terbesar ada pada 06.00-12.00 WIB. Dua rentang waktu lainnya masing-masing 14,29%, yakni rentang 12.00-18.00 WIB dan 18.00-24.00 WIB. (edo rusyanto)

12 Komentar leave one →
  1. andra permalink
    20 Juni 2015 11:23

    Jadi untuk mengantisipasinya bagaimana eyang? Harus persiapan fisik supaya tidak mengantuk, atau membangun lebih banyak rest area, atau menambah lebih banyak lagi garis-garis pengejut?

    • 20 Juni 2015 12:04

      semuanya 🙂 tentu ditambah lampu penerangan yg memadai plus sistem cctv yg terintegrasi.

  2. 20 Juni 2015 13:07

    mbah maaf… yang fakta ke-6 tampaknya harus dikoresi deh mbah.. untuk waktu 00.00 – 00.06 tampaknya 00.00 – 06.00

  3. Renaldi permalink
    21 Juni 2015 09:47

    CIPALI menghubungkan CIKOPO (Kab. Purwakarta) dan Palimanan (Kabupaten Cirebon) bukan tersebut diatas

  4. 21 Juni 2015 10:31

    Pabrik Kelapa Sawit, take over 4.33Ha, SHGB, Produksi 10Ton tbs/jam, Lokasi&Akses terbaik Lampung Utara Trans Sumatra, Murah Jelas Untung. More Information : Milik Keluarga H. Sultoni 081319618899 / 08561881977

    [JUAL] Pabrik Kelapa Sawit

  5. 21 Juni 2015 11:38

    Reblogged this on Suetoclub's Blog.

Trackbacks

  1. Lagi, Tabrakan Maut di Cipali | Edo Rusyanto's Traffic

Tinggalkan komentar