Lanjut ke konten

Duta Lantas Itupun Dibatalkan

4 Februari 2012

MASIH ingat kecelakaan lalu lintas jalan di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (28/1/2012) pagi? Sebanyak 15 orang tertabrak dan membuat delapan orang luka-luka. Sang pengemudi, HRR, remaja usia 14 tahun, belakangan diangkat menjadi Duta Lalu Lintas oleh Polrestabes Makassar.
Pihak Satuan Lantas Polrestabes Makassar memiliki sejumlah argumen soal pengangkatan sang bocah menjadi duta. Tribunnews.com menulis alasan tersebut seperti di bawah ini.
Dasar pemikiran kenapa HRR ditunjuk sbg Duta Lantas oleh Kasat Lantas Polrestabes Makassar adalah:

1. Ada ungkapan “belajarlah dr pengalaman” &”Pengalaman adl Guru Terbaik”. HRR sbg pelaku tabrakan berantai sudah pasti dpt memetik hikmah dr pengalaman/ tindakannya mengemudikan kendaraan tanpa dilengkapi kemampuan yg cukup krn dia juga masih dibawah umur. Pengalamannya itulah nanti yg diharapkan dpt dibagikan ke rekan2 sebayanya agar mereka tidak perlu mengalami hal yg sama terlebih dahulu baru sadar bahayanya anak dibawah umur mengemudikan kendaraan. Anak2 sebaya HRR dpt belajar dr pengalaman HRR, begitu jg dgn orgtua yg dpt belajar berbahayanya memberikan kesempatan (sengaja/tdk sengaja) kpd anak2nya yg masih dibawah umur utk membawa kendaraan.

2. Sebagai upaya meengembalikan kepercayaan diri, mental dan pemulihan kondisi psikologis dr HRR.
HRR walaupun merupakan pelaku dr insiden laka lantas berantai ttp menjadi korban scr psikologis,hal ini dikarenakan secara kejiwaan anak seumurnya tentu blm mampu menanggung beban psikologis maupun trauma yg dialaminya saat kejadian laka. Salah satu cara utk mengurangi beban trauma tersebut adlh dgn membaginya dgn org lain. Satlantas Polrestabes Mkssr menyadari hal tersebut maka memberikan kesempatan kpd HRR utk berbagi pengalamannya dgn jalan mewajibkan HRR jadi Duta Lantas Satlantas Polrestabes Makassar.

3. Dengan memberikan stigma negatif kepada HRR dgn memojokan ybs, kita tidak akan membuat HRR lebih baik,namun dgn memberikan kesempatan kpd HRR sbg Duta Lantas malah lebih banyak manfaat yg bisa diperoleh, banyak anak seumurannya yg diharapkan bisa sadar bahayanya membawa kendaraan apabila belum cukup umur,dgn begitu banyak anak bangsa yg bisa terhindar dari kecelakaan sia2 di jalan raya.
Tapi apa yang terjadi?
Saat menyaksikan tayangan Metro TV, Jumat (3/2/2012), pukul 12.30-12.46 WIB, kesemua itu dibatalkan. Hal itu terungkap dalam dialog yang disiarkan secara langsung dari Makassar antara reporter Metro TV Rachel Marimbuna dan Kapolda Sulsel Irjenpol Johny Wainal Usman. ”Saya batalkan karena tidak sesuai. Seorang Duta Lantas itu harus sudah dewasa, punya surat izin mengemudi (SIM), berkelakuan baik, dan mengerti UU Lalin, penampilan menarik, dan ada izin dari orang tua,” papar Kapolda.
Di sisi lain, kata Kapolda, proses hukum terhadap HRR masih berlangsung. ” Masih dalam proses dikenai pasal 359 KUHP, yakni perbuatan lalai yang membikin orang lain luka. Ancamannya tiga tahun penjara,” tegas dia. Wow!
Sabar ya dik HRR. (edo rusyanto)

12 Komentar leave one →
  1. Petter Tesla permalink
    4 Februari 2012 00:13

    Pertamax..

  2. 4 Februari 2012 05:59

    mendukung sekali..

    Strategi memukul vixion.

  3. 4 Februari 2012 06:57

    Setuju, masih banyak cara lain untuk mengembalikan kondisi psikologis yang bersangkutan. Bukan dengan cara yang bisa membingngkan masyarakat. Masyarakat umum jelas tidak paham alasan yang teorotis seperti itu.

  4. strngman permalink
    4 Februari 2012 07:20

    owh, kirain jadi eyang. . . .

    Patwal nabrak pengendara

    Seharusnya Ngk Afrianti Aja Yg Dihukum…Aparat nabrak Bebek Gak Dihukum??…#Tidak Perlu…Terimakasih

  5. blade-in permalink
    4 Februari 2012 07:53

    Sebuah cara membina yang kurang tepat untuk anak (dan orang tuanya) yang telah melakukan pelanggaran berlalulintas yang sangat-sangat serius….. Emang ada negara yang yang bikin kayak gini ? Aya-aya wae Pak Pulisi……!

  6. 4 Februari 2012 08:09

    setuju sekali eyang…
    nitip cerita pagi…

    Minimnya teknik safety riding pada cewek…

  7. ygdt permalink
    4 Februari 2012 13:21

    langkah polisi makasar betul…justru dengan respons yg positif pelaku diharapkan bisa berubah dan merubah lingkungan dan teman sebayanya

    terobosan yg inovatif (serius! bukan nyindir!)

    kalau kapolda yg masih konservatif itu nggak berkenan ya hadiah nya diganti jadi “duta Keselamatan Jalan remaja”

  8. 5 Februari 2012 23:33

    cara yg cerdas..

Trackbacks

  1. Kehebohan “Ichiro” dan Jazz Merah | Edo Rusyanto's Traffic

Tinggalkan komentar