Tahun Ini Indonesia Siap-siap Diguyur Delapan Juta Motor

SEPEDA motor masih menjadi pilihan masyarakat untuk wira-wiri. Buktinya, pada 2014, tiap hari 21.600-an motor yang menggerojok pasar Indonesia. Tak heran kalau saat ini kita dengan mudah menjumpai si kuda besi di jalan-jalan raya Indonesia.

Si roda dua dipilih lantaran lebih terjangkau kocek kebanyakan masyarakat kita. Faktanya, pada tahun lalu, jumlah mobil yang menggerojok pasar masih sekitar 3.200-an unit per hari. Di sisi lain, sistem pembayaran dalam pembelian sepeda motor amat memudahkan konsumen. Pada praktiknya, masih dijumpai membayar uang muka yang kurang dari 20% dari harga motor.

Bagaimana dengan tahun ini?

“Saya perkirakan bisa mencapai delapan juta unit,” papar Gunadi Sindhuwinata, ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi), saat berbincang dengan saya di Surabaya, baru-baru ini.

Dia bercerita, sekalipun saat ini populasi sepeda motor ada sekitar 75 juta unit, sebenarnya pasar Indonesia masih cukup luas. Sepanjang lima tahun terakhir, katanya, yakni rentang 2010-2014, penjualan motor relatif stabil dengan pertumbuhan rata-rata 8-10% per tahun. “Walau pada 2012 ada penurunan penjualan dibandingkan tahun 2011,” katanya.

Penurunan volume penjualan itu tercatat dari sekitar delapan juta unit menjadi tujuh juta unit. Gunadi mengatakan, penurunan itu sebagai dampak dari adanya kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mewajibkan uang muka pembelian motor minimal 20% dari harga jual motor baru.

Penjualan yang menurun juga pernah dicatat pasar Indonesia, yakni pada 2009. Bedanya, jelas Gunadi, saat itu penurunan lebih dikarenakan dampak krisis keuangan global yang mengikis daya beli konsumen. “Kecuali pada 2006, penurunan terjadi karena adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak,” sergahnya.

Sementara itu, sepanjang dua bulan pertam 2015, penjualan sepeda motor di Indonesia tercatat mencapai 18.300-an unit per hari. Bila dibandingkan periode sama 2014, angka penjualan itu merosot sekitar 14%. Masih optimistis pak Gunadi? (edo rusyanto)