30% Penjualan Harley Via Kredit

Sepeda motor Harley-Davidson terparkir di kawasan Prapanca, Jakarta Selatan. (foto:edo)

PASAR sepeda motor Indonesia masih renyah. Konsumen terbantu oleh perusahaan pembiayaan. Tak heran, jika sekitar 90% penjualan sepeda motor via kredit alias mengansur. Artinya, jika pada 2009 pasar menyerap sekitar 5,8 juta unit, hampir sebanyak 5,2 juta unit yang via kredit.

Bagaimana dengan sepeda motor premium seperti Harley-Davidson?

”Konsumen kami lebih senang membeli secara tunai, untuk yang membeli secara kredit sekitar 30%,” papar  Djonnie Rahmat, presiden direktur PT Mabua Harley-Davidson (Mabua) kepada saya, di Jakarta, baru-baru ini.

Maklum, harga jual Harley-Davidson di Indonesia berkisar Rp 197-650 juta per unit.

Tahun 2009, Mabua berhasil melego sekitar 364 unit dan tahun ini ditaksir naik sekitar 10%. ”Tahun ini kami targetkan sekitar 400 unit,” ujar Djonnie.

Djonnie Rahmat (foto:edo)

Menyinggung rencana pemberlakuan pajak pertambahan nilai barang mewah (Ppn BM) dari 75% menjadi 200%, menurut Djonnie, imbasnya akan terasa terhadap penjualan Harley-Davidson. “Saya kira calon pembeli bakal ada yang mundur,” kata dia.

Karena itu, ia berharap pemerintah berhati-hati menerapkan rencana pemberlakuan Ppn BM. “Saat ini memang belum berlaku,” ujarnya.

Kalau konsumen berkantong tebal saja kemungkinan terusik oleh kenaikan Ppn BM, bagaimana dengan kelas menengah ke bawah? Meski demikian, pasar domestik masih cukup legit, tahun ini, penjualan sepeda motor ditaksir bisa mencapai sekitar 6,2 juta unit. (edo rusyanto)