Lanjut ke konten

Panik dan Emosi Saat Kecelakaan

16 Januari 2012

SITUASI paling tidak mengenakan ketika kendaraan kita ditabrak pengguna jalan lain. Suasana hati jadi keruh. Panik dan emosi.
Kepanikan dipicu oleh kondisi tubuh yang terluka, kendaraan yang rusak, dan waktu yang terbuang karena ada urusan penting yang bakal tertunda. Rasa panik kian memuncak bila dibalut rasa sakit, atau situasi lebih buruk. Maut menjemput.
Emosi sampai ke ubun-ubun. Manakala komunikasi tersumbat. Akal sehat bersembunyi. Ujungnya anarkis. Selesaikah masalahnya?
Saat ditabrak dari belakang, baru-baru ini, emosi saya sempat menggelegak. Marah. Tapi, akal sehat saya mesti mencari prioritas. Menenangkan anak yang terjembab berbarengan dengan saya saat itu. Bocah usia tujuh tahun itu shock. Emosi ditunda.
Berbeda dengan delapan tahun lalu. Ketika itu saya terlibat insiden kecelakaan. Massa emosional. Sebagai pemotor, saya menjadi obyek emosional warga. Tanpa ada verifikasi apakah sang penyeberang jalan berkontribusi atas terjadinya insiden. Saat itu, saya coba meredam emosi warga dengan bertanggung jawab membiayai hingga sembuh sang korban. Emosi pun reda.

Prioritas menangani korban saat terjadi kecelakaan lalu lintas jalan adalah pilihan logis. Mengurai ketersendatan lalu lintas jalan juga menjadi hal penting ketimbang menyalurkan emosi dengan membabi buta.
Upaya menolong korban luka tentu tidak bisa sembarangan. Butuh orang ahli. Karena itu, sesegera mungkin menghubungi petugas medis untuk membantu.
Penyelesaian siapa salah dan benar bisa menyusul. Serahkan kepada petugas yang ada. Jika tak ada, upayakan sebisa mungkin dibicarakan. Tentu dengan kepala dingin. Kecuali ada niat tidak ingin bertanggung jawab. Pilihannya adalah melarikan diri.
Panik dan emosi saat terlibat kecelakaan lalu lintas jalan mesti dikendalikan. Gunakan logika lebih berfaedah. (edo rusyanto)

15 Komentar leave one →
  1. 16 Januari 2012 00:21

    nice share …. cociiik ajiiiib

  2. 16 Januari 2012 00:24

    biar nggak panik gimana mbah??ane kalo lihat korban berdarah2 ,malah takut

    http://pertamax7.wordpress.com/2012/01/16/beli-spareparts-mobil-di-ratu-motor-jogja/

    • 16 Januari 2012 10:44

      biasanya kalau yg muslim, istighfar dan coba berpikir logis. sulit memang. tapi ikhtiar dulu aja. salam.

      • 17 Januari 2012 14:56

        kalau saya biasanya entah itu sekedar ngelihat orang bannya gembos atau jatuh mungkin, dalam hati “innalilahi wainna ilaihi rojiuun… sambil berharap kejadian itu tidak terjadi pada kita amiin 🙂

  3. 16 Januari 2012 00:27

    sejujurnya saya gak suka ribut2 kalo terjadi ‘kecelakaan’ di jalan. kalo memang saya yang salah, saya bersedia bertanggung jawab. cuma yang bikin males (dan geli) itu adalah orang biasanya langsung menggunakan kepanikannya sebagai alasan untuk emosi dan menyalahkan orang lain. terkadang seolah emosinya dipaksakan, padahal kecelakaannya gak parah, dan padahal mungkin itu cuma kecelakaan, yang berarti bukan salah siapa2 karena ketidaksengajaan. soalnya pernah kejadian waktu saya bertiga sama temen2 motoran di jalan, terjadi crash kecil dengan seorang pengendara motor lain. si orang lain itu langsung komat-kamit, ribut nggak genah karena ngerasa jadi korban, tapi belakangan kemudian ada yang bisik2 diantara kerumunan bahwa sebenernya dia liat yang salah itu sebenernya si orang itu. hadeuh. 😕

  4. 16 Januari 2012 07:05

    yang penting sebut nama Allah dulu.. kemudian menepi dan minta tolong..
    bukan begitu eyang?

    Gaya bermotor yang tidak lazim (alay)

  5. Ayo Dukung Suzuki Jadi No. 2 permalink
    16 Januari 2012 08:19

    Mungkin karena sebab adrenalin juga sensei
    Denyut jantung berdebar cepat
    Dan nafas jadi ngos2an
    Pengalaman…..hehehe

    Suzuki Luncurkan nex di Jogjakarta

  6. 16 Januari 2012 10:39

    boleh juga dicoba koz dilapangan keadaan bisa beda-beda

    Korban iklan terbaru pulsar ?

    • 16 Januari 2012 10:56

      terpenting ikhtiar bro, cegah anarkisme. salam.

  7. 16 Januari 2012 11:14

    Bener Omm… biasanya makin berumur, orang harusnya makin bisa kendaliin emosi
    (lha kalo udah berumur masih berangasan… berarti perlu dipertanyakan…hehehe)

    jadi inget 2 bulan lalu ditabrak anak SMA, ati mbedodog gara2 sepeda rusak, tapi kok kasihan juga sama anak sma-nya yang gemeteran… akhirnya ya sudah, motor tak perbaiki sendiri ajah…
    yang penting ingat Allah, dan berbaik sangkalah selalu, bahwa dibalik bencana atau kecelakaan… Allah mengingatkan sesuatu ke kita, yah mungkin kita kurang bershodaqoh, kurang amal atau terlalu sombong. Kalo kita akhirnya sampai sakit, berserahlah… karena orang yang sakit barang semalam saja dan kita ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita sebagaimana anak yang baru lahir….

    sori omm, metuwek dot kom… hihihi… :mrgreen:

  8. taufiq hidayat permalink
    16 Januari 2012 15:39

    Info nya sangat bagus dan bermanfat,sy berharap smua orang bs berlaku seperti saran diatas,krn kt pengendara lbh banyak dijalan kalau kita berlaku main hakim sendiri/tabrak lagi,ingat bagaimana kalau hal tersebut terjadi pd kita sendiri?jd sopan santun dijalan sangat dan tolersai pd pengguna jalan yg lain sangat perlu

  9. Aa Ikhwan permalink
    17 Januari 2012 08:55

    manusiawi mbah kl panik :D,..mungkin perlu ada pelatihan atau sosialisasi jika ada kecelakaan khususnya yg melibatkan biker.

  10. 19 Januari 2012 11:56

    yang saya ga pernah habis pikir, kenapa yang kecil (baca: sepeda motor) selalu menyalahkan yang besar (baca: mobil pribadi) justru ketika si sepeda motor yang berjalan di jalur yang salah? 🙂

Tinggalkan komentar