Lanjut ke konten

Tahu Rasa!

30 Oktober 2010

foto:edo

ENAM pria muda memejamkan mata, mengepalkan tangan di dada, dan menyanyikan lagu Pada Mu Negeri. Mereka dilatih baris berbaris, disiplin ala polisi.
Pada bagian lain, dua dari enam pemuda yang dilatih selama lima hari itu, di tempatkan di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur dan terminal Pasar Senen, Jakarta Pusat. Kedua terminal itu amat padat oleh angkutan umum mikrolet dan metro mini.
Kedua pemuda berusia dua puluhan tahun itu adalah Gilang dan Agus. Mereka adalah sopir metro mini yang kerap ugal-ugalan di jalan. Gilang doyan memutar di tempat terlarang, sedangkan Agus memakai jalur busway sebagai jalur pintas.
Perilaku para sopir ini berdalih demi mengejar setoran. “Saya sudah lama jadi sopir, selama ini banyak yang memutar di situ, jangan saya aja yang ditilang dong,” celoteh Gilang yang bernama asli Wisnu.
Cerita di atas adalah penggalan program Tahu Rasa di Trans7. Mulai Sabtu (30/10/2010), stasiun televisi swasta itu menayangkan program yang digarap Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Program yang ditayangkan setiap Sabtu, pukul 17.30 WIB itu, memotret perilaku masyarakat yang kerap tidak disiplin. Pada tayangan perdana ini, para sopir ugal-ugalan menjadi obyek cerita.
“Kemacetan di Jakarta disebabkan oleh pengendara nakal,” tutur presenter program berdurasi 30 menit itu.
Selain dilatih disiplin, di antaranya dengan baris berbaris dan dihukum tidur telentang di atas aspal, pada bagian puncak mereka di lepas untuk mengatur lalu lintas jalan.
“Saat mengatur lalu lintas, saya kesal sama pengemudi angkutan. Saya hampir ditabrak angkutan umum dan kendaraan pribadi,” kata Agus.
Sedangkan Gilang mengaku semakin bisa merasakan beratnya tugas polisi lalu lintas (polantas). “Saya jadi nambah ilmu dan tahu beratnya polisi, saya gak akan ugal-ugalan lagi,” kata  pria yang sehari-hari sopir metro mini jurusan Pondok Kopi-Kampung Melayu itu.

foto:edo

Agus mengucapkan janji yang sama. Hal itu diucapkan di depan psikolog cantik yang dihadirkan dalam bagian akhir Tahu Rasa.
Mengubah perilaku ugal-ugalan menjadi disiplin tak bisa sekejap. “Lima hari memang bukan waktu yang efektif untuk membuat jadi disiplin, apalagi perilaku ugal-ugalannya sudah bertahun-tahun,” ujar narator.
Tahu Rasa menjadi salah satu oase di tengah tayangan-tayangan televisi swasta yang sarat budaya konsumtif, bahkan tak jarang menyodorkan kekerasan dan mengabaikan keselamatan jalan. Walau masih terasa kaku dan diatur, Tahu Rasa mencoba sedikit berbagi soal pentingnya keselamatan jalan. Tentu saja dari dua aspek penting, perilaku dan ketaatan pada aturan lalu lintas. Seperti tertulis dalam kaos peserta program Tahu Rasa, ‘Pelopor Tertib Lalu Lintas’. Salut buat Trans7 dan Ditlantas Polda Metro Jaya. (edo rusyanto)

14 Komentar leave one →
  1. embuh mode permalink
    30 Oktober 2010 19:46

    wah, perlu diterapkan juga nih mas, buat para biker yang suka ugal2 dijalan raya..

    • 30 Oktober 2010 19:51

      mungkin dalam edisi selanjutnya akan menyasar ke para bikers. kita tunggu aja, trims atensinya bro. salam

  2. joesrr permalink
    30 Oktober 2010 20:27

    Tul….betul……betul…tuh………

  3. az147r permalink
    30 Oktober 2010 21:33

    acara bagus…

  4. Ipien_kluwek permalink
    30 Oktober 2010 22:01

    Acara mendidik, dr pada tayangin sunetron mulu. Salam kenal..

  5. softech_niQ permalink
    31 Oktober 2010 00:13

    tahu_rasa ayam bakar kh?…hehehe.

  6. jabul2 permalink
    31 Oktober 2010 05:19

    ya acara yang lumayan bagus..

  7. Den_ B 46035 T permalink
    31 Oktober 2010 06:48

    hmmm…
    acara yg mendidik, dah jrg lho tv2 swasta kita nayangin acara2 spt ini…., gak komersil katanya…

  8. 31 Oktober 2010 06:52

    biarin gak ada yg sruntulan lagi..

  9. 31 Oktober 2010 07:28

    yg lebih penting bukan para biker…tapi para koruptor biar dia rasain cara nyari duit yg halal…

    • 31 Oktober 2010 08:41

      setuju bro, biar Tahu Rasa tuh para koruptor, nyengsarain rakyat aja bisanya. salam

  10. imah permalink
    14 Desember 2010 18:51

    blh ga kut acr thu rsa…
    pngen bnget dltih bris brbaris kya polisi.

  11. ZAKY permalink
    5 Februari 2011 21:23

    bunuh semua koruptor kalo bangsa ini mau maju, koruptor nggak boleh hidup, bunuh semua koruptor majukan lagi bangsa kita

Tinggalkan komentar