Megapro Anyar Buat Jaga Stamina Honda?

foto:triatmono.wordpress.com

WAH…dua hari belakangan kian santer dibicarakan ancang-ancang PT Astra Honda Motor (AHM), agen tunggal pemegang merek (ATPM) sepeda motor Honda, untuk merilis Honda Megapro anyar pada Senin (9/8/2010). Buat saya, itu hal yang wajar, kalau memang AHM ingin tetap solid di lini sepeda motor sport. Megapro anyar dibutuhkan untuk jaga stamina Honda.

Empat tahun terakhir, Honda atau AHM kedodoran di lini sport. Sepanjang Januari-Juli 2010, di lingkungan anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi), praktis kondisi terburuk sepanjang empat tahun terakhir. Pangsa pasar Honda tinggal 32,46% dengan penjualan sebanyak 89.897 unit. (lihat grafik)

Padahal, pada 2007, pasar sport domestik digenggam Honda dengan penguasaan pangsa pasar sebesar 49,12%. Sang kompetitor saat itu, Suzuki menguasai 30,64%. Yamaha masih dideretan ketiga sebesar 16,97%.

Genderang perang sebenarnya sudah terlihat pada Mei 2007, ketika Yamaha mengguyur pasar dengan sepeda motor sport injeksi Vixion 150 cc. Belakangan sejarah mencatat, Vixion menjadi otot yang terlalu kekar bagi para kompetitornya. Setidaknya, hingga Agustus 2010, Vixion masih merajalela.

Otot Yang Melemah?

Pada 2007, Honda Megapro yang bermesin 160 cc nyaris tak terbendung. Jika pada tujuh bulan 2010 ini market share-nya hanya 18,72%, pada empat tahun lalu, penguasaan pasarnya nomor wahid yakni sebesar 32,86%. Boleh dibilang, tak ada lawan deh. Pesaing terdekat adalah Suzuki Thunder dengan pangsa pasar 30,46%.

Honda bak terlena oleh kondisi yang ada. Kecerdikan Yamaha menggelontorkan sepeda motor injeksi pada empat tahun lalu ternyata berbuah manis. Sistem injeksi yang dianggap paling modern dan bisa menghemat penggunaan bahan bakar, ternyata memikat konsumen di segmen sport.

Megapro yang bermesin lebih tinggi 10cc, justeru terseok-seok pada Januari-Juli 2010 hanya terjual 51.850 unit atau ambles 34,88% dibandingkan periode sama 2009 sebanyak 79.631 unit. Seorang konsumen menilai, salah satunya juga karena tampilan Megapro yang tidak segarang Vixion. Tampilan ternyata menjadi pemicu utama konsumen untuk rela merogoh kocek. Maklum, sepeda motor sport identik dengan tipikal macho. Padahal, dari sisi harga, Vixion lebih mahal yakni dibanderol Rp 20,95 juta, sedangkan Megapro dilego Rp 20,59 juta.

Kini, kehadiran Megapro anyar, tak pelak menjadi salah satu resep agar Honda tetap solid memikat konsumen sepeda motor sport yang memang paling kecil ceruknya dibandingkan segmen sepeda motor bebek atau skutik. Apalagi, kabarnya, versi anyar ini bermesin setara dengan Vixion yakni 150cc.

Undangan sudah menyebar, walau masih sumir apakah benar Megapro yang bakal dirilis Senin pekan kedua Agustus 2010. selamat datang Megapro. Selamat melengkapi empat produk anyar yang sudah digelontorkan Honda sepanjang Januari-Juli 2010, Keempat produk baru tersebut mencakup Tiger berlampu tunggal, skutik impor utuh PCX 125, skutik retro Scoopy, dan Honda Revo Techno AT 110cc, bebek matik pertama di Indonesia. (edo rusyanto)