Lanjut ke konten

Waspadai Kecelakaan Arus Balik Lebaran

21 Juli 2015

tol cipularang lebaran 2015

ARUS balik Lebaran sudah berdenyut. Kepadatan arus lalu linta jalan tampak dimana-mana. Rute kendaraan bermotor yang mengarah ke kota-kota asal seperti Jakarta, sudah semestinya mewaspadai potensi kecelakaan lalu lintas jalan.

Bila melongok data beberapa tahun terakhir terlihat bahwa periode arus balik masih menyimpan potensi kecelakaan yang cukup besar. Coba saja lihat misalnya pada musim arus balik tahun 2013 yang sumbangannya 42,99% terhadap total kecelakaan musim mudik Lebaran. Fakta data ini berbicara cukup lugas, arus balik perlu diwaspadai.

Maklum, seperti dikutip dari data Operasi Ketupat Korlantas Polri tahun 2013, komposisi kecelakaan H-7, maksudnya periode tujuh hari jelang Lebaran, mencapai 43,48%. Angka itu terpaut tipis dengan kecelakaan selama arus balik. Sedangkan kecelakaan selama H1 dan H2 atau Lebaran hari pertama dan kedua, totalnya sekitar 13,52%.

Upaya mereduksi potensi kecelakaan saat arus balik masih bertumpu pada manajemen waktu perjalanan dan kewaspadaan pengemudi. Dalam urusana manajemen perjalanan, perlu diperhatikan agar waktu kembali ke kota asal jangan dibuat terlalu mepet. Misal, jika aktifitas dimulai pada Senin, hindari untuk kembali pada hari Minggu. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat bukan mustahil jika terlalu mepet akan mendorong orang menjadi tergesa-gesa saat berkendara.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ketika tergesa-gesa kemungkinan yang terjadi adalah konsentrasi menjadi buyar. Padahal, konsentrasi saat mengemudi adalah bekal utama untuk memangkas potensi terjadinya kecelakaan maupun fatalitas kecelakaan itu sendiri. Disinilah aspek fokus dan waspada mengambil peranan penting agar konsentrasi tetap terjaga.

Masih bagian dari manajemen perjalanan, ketika waktu perjalanan agak longgar, ritme istirahat pun bisa dikelola dengan maksimal. Artinya, ketika pengemudi menemui kemacetan lalu lintas jalan yang luar biasa, porsi istirahat bisa ditambah agar tubuh pengendara tetap bugar. Menjaga kebugaran agar tubuh tidak lelah dan mengantuk menjadi kata kunci. Kita tahu bahwa faktor mengantuk menjadi biang kerok terjadinya kecelakaan musim mudik 2014, yakni mencapai sekitar 22%.

Kewaspadaan memang mesti diterapkan setiap pengemudi berkendara termasuk ketika menempuh perjalanan arus balik Lebaran. Yuk terus fokus dan waspada. (edo rusyanto)

No comments yet

Tinggalkan komentar