Lanjut ke konten

Begini Nih Pertama Kali Naik Kereta di Taiwan (Bagian 2)

4 November 2012

TAIWAN punya kereta super cepat. Di bagian lain, juga ada kereta cepat yang mengangkut penumpang ke bagian Timur negara seluas 36 ribu kilometer persegi itu.
Kereta jenis kedua sempat saya jajal pada Selasa (30/10/2012) pagi. Kami berangkat dari Stasiun Kereta Taipei menuju Xincheng, di timur Taiwan.
Di stasiun bawah tanah itu, kami membeli tiket yang dicetak pada kertas tipis. Ongkos Taipei-Xhincheng sebesar 402 dolar Taiwan atau kira-kira sekitar Rp 130 ribu per orang.
Saat tiba di pintu masuk, tiket yang kita pegang dimasukan ke dalam mesin yang berfungsi untuk membuka palang pintu. Hanya beberapa detik palang terbuka dan keluarlah karcis kecil berwarna coklat. Di karcis atau tiket itu tercetak rute tujuan, tarif, dan lokasi tempat duduk penumpang.
Kami harus duduk dilokasi yang tertera di karcis. Kebetulan, saat itu, saya menempati gerbong nomor dua dan di kursi nomor 35. Kursi cukup nyaman. Bisa direbahkan ke belakang dan di bagian kaki ada alat untuk menjejakan kaki. Pijakan itu bisa ditinggikan dan diturunkan. Silakan pilih yang dianggap nyaman.
Koper atau tas bawaan bisa ditaruh di bagian atas, persis di kepala penumpang. Ada juga yang merasa nyaman menaruh di dekat bagian kaki atau di pangkuan.
Secara umum, tampilan dekorasi dan kondisi kereta ini mirip dengan kereta api Argo Bromo atau kereta penumpang lainnya di Jawa.
Nah, bedanya, di kereta Taiwan ini, pintu pembatas diantara gerbong dioperasikan secara elektrik. Cukup tekan tombol, pintu terbuka sendiri bergerak ke samping. Lalu, toilet di tiap gerbang bersih dan terawat.
Hanya saja, sekalipun ada papan penunjuk berwarna merah menyala, semuanya tertulis dalam huruf kanji Cina. Namun, sejumlah poster pengumuman seperti penunjuk letak toilet dan peringatan bahaya terjepit pintu elektrik, ada yang memakai bahasa Inggris. Begitu juga dengan pengumuman keberangkatan dan kedatangan kereta di setiap stasiun memakai bahasa Cina dan Inggris. Untuk memperjelas info-info di stasiun silakaan tanya pada pemandu wisata. Itu pun jika ada.
Oh ya, karena tiketnya berukuran kecil, jangan sampai terselip atau hilang. Saat pemeriksaan, wanita petugas meminta menunjukan tiket yang kita punya untuk ditandai.
Kereta yang membawa saya ke Xincheng membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Maklum, hampir disetiap stasiun, kereta berhenti menurunkan penumpang.
Nah, saat tiba stasiun tujuan, ada lagi petugas yang memeriksa dan mengambil tiket kita. Karena itu, jangan sampai hilang tiket yang Anda punya.

‘Pengumpan’ dan Cepat

TC Ktd Express, Taiwan juga punya kereta ‘pengumpan’, semacam KRL ekonomi di Jabodetabek. Laju kereta tak sekencang kereta super cepat.
Istilah kereta pengumpan hanya sebutan dari saya. Maksudnya, mengantarkan penumpang dari stasiun kecil ke stasiun yang lebih besar untuk berpindah ke kereta cepat. Walau, menurut seorang penduduk setempat, kereta itu juga melayani rute hingga ke Taipei. Jadi…bukan pengumpan murni yah?

Saat saya menjajal dari stasiun Yuli ke Hualien, Sabtu (3/11/2012) pagi, terasa sekali bedanya. Kereta ini memiliki lima gerbong. Tiap gerbong berisi 55-56 kursi berjajar dua di kiri dan dua di sisi kanan. Fasilitas kursi sama dengan kereta yang saya jajal dari Taipei-Xincheng. Oh ya, ada tempat menaruh botol air minum dalam kemasan dibagian kanan atau kiri tempat duduk penumpang.
Untuk membuka pintu antar gerbong, kereta yang ini menggunakan sistem sensor tubuh, bukan tombol.
Tarif dari Yuli-Hualien sebesar 195 dolar Taiwan. Sedangkan waktu tempuh sekitar 40 menit dengan kecepatan rata-rata 40,71 kpj dan kecepatan maksimal 104,94 kpj.
Di kereta ini pula saya menemui para penumpang yang berada di celah antara pintu gerbong. Ada yang hanya berdiri, tapi ada yang sambil membaca buku. Entah, apakah mereka tidak kebagian kursi atau malas duduk di kursi penumpang.
Giliran saatnya menjajal kereta cepat bertarif 440 dolar Taiwan dari Hualien menuju Taipei. Ternyata, memang berbeda jika dibandingkan dengan dua kereta yang saya jajal sebelumnya. Kereta ini memiliki kecepatan maksimal 186,13 kilometer per jam (kpj). Bangku duduknya lebih lapang untuk kaki kita berselonjor. Dua di kiri dan dua di kanan. Nomor ganjil di kiri dan nomor genap di kanan.
Disini, ada pedagang makanan dan minuman yang disediakan oleh perusahaan kereta. Selain itu, petugas kebersihan yang wara-wiri selama kereta berjalan dan petugas pemeriksa karcis.
Saya melihat, kereta amat membantu mobilitas warga Taiwan yang hendak keluar kota atau sebaliknya. Angkutan umum massal tersebut rasanya menjadi alternatif manakala menyetir kendaraan pribadi untuk jarak jauh dianggap melelahkan dan berisiko. (edo rusyanto) fokus berkendara, tanpa berponsel sambil berkendara

4 Komentar leave one →
  1. kong firman permalink
    4 November 2012 10:25

    belom pernah naek kereta cepat… 😆

  2. Aa Ikhwan permalink
    5 November 2012 08:24

    ajib eyang 😀

  3. anto demank permalink
    8 November 2012 14:12

    gak se-seru naik kereta di Indonesia. gak ada yg ngamen, nggak ada yg jualan nasi, kopi dsb. :))

  4. 22 Oktober 2014 11:24

    #Rilis #↖(^ω^)↗
    #‎Buku‬ “Bertualang ke Taiwan”
    ‪#Terbitan‬ ‪#Gramedia‬
    #192 #Halaman
    #Rp 55.000

    ‪#Baca‬ ‪#BukuBertualangKeTaiwan‬, Ikuti Petunjuknya,Rasakan Sensasi Petualangannya (^ω^)

    ‪#‎愛‬ 台灣 以前,的時候, 以後 (^ω^)
    Love Taiwan Before, During, and After

    Taiwan is a Beautiful Heart
    Because Taiwan Will Touch you (^ω^) ‪#BKT

Tinggalkan komentar