Lanjut ke konten

Sulitkah Memberi Lampu Isyarat?

6 Oktober 2010

Memberi lampu isyarat saat hendak mendahului juga penting demi keselamatan lalu lintas jalan. (foto:stephen)

DUA hari terakhir saya sempat dibuat terkejut oleh ulah pengendara mobil pribadi dan pesepeda motor yang berbelok tiba-tiba, tanpa menyalakan lampu isyarat berbelok.
Dalam rentang waktu tersebut, tak kurang dari lima kali berpapasan dengan pengendara seperti itu. Saya terselamatkan dari benturan karena tetap menjaga jarak aman dan berkendara dalam kondisi konsentrasi penuh. Walau, keterkejutan sempat menyeret ke rasa dongkol.
Ada pertanyaan yang melintas di benak. Apakah sang pengendara itu malas menyalakan lampu isyarat? Mungkinkah ada rasa enggan? Atau, tidak tahu risiko perbuatan seperti itu bisa memicu kecelakaan lalu lintas jalan?
Rasanya terlalu naif bila tak memahami risiko yang membahayakan pengguna jalan lain. Terlebih, Undang Undang No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sudah memberi ancaman sanksi denda maksimal Rp 250 ribu atau sanksi pidana maksimal satu bulan kurungan badan untuk pengendara yang tak menyalakan lampu isyarat saat berbelok.
Lampu isyarat atau kondang disebut lampu sen (sign), biasanya berwarna oranye. Dinyalakan saat kendaraan hendak berbelok atau berganti arah. Isyarat yang diberikan mampu membantu pengendara yang ada di belakangnya untuk lebih waspada menjaga jarak aman.
Apabila hal yang terlihat sepintas sepele sudah membudaya di kalangan pengguna jalan, rasanya lalu lintas jalan bisa lebih nyaman. Potensi terjadinya kecelakaan pun bisa diminimalisasi. Jika untuk hal sepele saja sulit melakukannya, bagaimana untuk hal yang lebih besar. Masa sih cara berkendara kita seperti angkutan umum yang seenaknya berbelok.
Ooooppsss…tunggu dulu. Ketika sebagian para pengguna jalan sudah terus berupaya mentaati aturan lalin, sedangkan pengendara yang lainnya “didiamkan” melanggar, bisa menimbulkan kekesalan yang memuncak. Di sinilah peran petugas di lapangan untuk menegakkan aturan tanpa diskriminasi. Sanksi pidana harus ditegakkan. Kita tahu, sanksi pidana dibuat untuk para pelanggar aturan menjadi jera dan orang lain tidak meniru pelanggaran yang terjadi.
Dan jangan lupa, banyak kecelakaan lalu lintas jalan yang terjadi akibat melanggar aturan jalan. (edo rusyanto)

25 Komentar leave one →
  1. KillBill1 permalink
    6 Oktober 2010 11:02

    Selain untuk isyarat akan mendahului,fungsi lampu isyarat tidak cuma buat memberitahu rencana membelok kepada pengendara yang di belakang,tapi juga memberitahu pengendara dari arah yang berhadapan. Kebiasaan si pemalas yang tidak menyalakan lampu isyarat termasuk salah satu perilaku tolol dan mau enak sendiri pengendara kita, berharap orang yang di depan/belakang mengantisipasi manuver mereka.(sekaligus menjaga keselamatan mereka). Lebih parah lagi lampu isyarat menyala terus tapi tidak belok-belok,karena tidak terbiasa menggunakannya. Supaya tidak lupa mematikan, diberi tanda bunyi yang paralel dengan nyala lampu isyarat tadi.

  2. 6 Oktober 2010 11:04

    Sama mbah. Sy hr sabtu dan senin kmrn mengalaminya. Sudah ngasi tanda bel/klakson ke pengendara di depan yg kelihatan mencurigakan. Eh, dah dekat malah belok tiba2 memotong. Ngerem mendadak jdnya. Trutama jk lwt d jalan kmpung.

  3. BIGpro permalink
    6 Oktober 2010 11:14

    mkgn karena udah terbiasa/kebiasaan berkendara secara zig-zag alias selap-selip akhirnya malas utk kasih lampu sein tuh ..

    hal sepele yg bikin ciloko..!!

  4. 6 Oktober 2010 11:15

    @killbill1: betul bro, jangan lupa mematikan lampu isyarat setelah berbelok atau berputar arah. trims sharingnya yah.

    @mukhtarom: yup. waspada 100% bro berhadapan dengan pengendara seperti itu, karenanya yuk tetap konsentrasi ketika bersepeda motor, salam.

    • KillBill1 permalink
      6 Oktober 2010 13:08

      sama-sama terimakasih,Pak Edo

  5. 6 Oktober 2010 13:09

    banyak pengguna kendaraan yg suka ninggalin otaknya di rumah….. -_-‘

  6. f41z permalink
    6 Oktober 2010 13:19

    adalagi yang bikin sebel, lampu belakang pake mika bening, begitu ngerem rider belakang jadi silau…
    klo gw sih pake seign ++ , plus kaki agak di sorongin dikit. coz sering kali saat akan masuk gang (arah kanan) rider dari belakang masih nyelip dari kanan, so jauh sebelum masuk gang udah ngasih sein dan selonjorin kaki kanan biar rider belakang gag nyelip (Rossi style he3….)

  7. ladygagap permalink
    6 Oktober 2010 15:03

    paling sebel kalo lg naik mtor pas di blakang angkot,mreka sering ‘ujug2’ brenti utk nurunin/naikin penumpang tanpa ngasih tanda mo brenti,bikin kaget n esmosi sj,makanya kalo lg naik mtor,n di dpan ad angkot, wajib hukumnya bagi sy utk mendahului hehe

    • 10 Oktober 2010 04:29

      kl lewat samping kiri angkot kasih klakson takut ada yg loncat tiba2 dr pintu bisa copt ntar tuh jantung krn injek /teken Rem abizzz…yg mo ketabrak malah melotot!!!!!!

  8. dhuwur permalink
    6 Oktober 2010 16:27

    SAYA SANGAT SETUJU..OM..!!!! ups caps lock..

    budayakan mencet sein sebelum anda berbelok..

  9. Dani Ramadian permalink
    6 Oktober 2010 19:49

    SETUJU MENYALAKAN SIGN
    dan berupaya TIDAK LUPA MEMATIKANnya

    Thnks artikelnya pak…
    🙂

  10. 6 Oktober 2010 20:13

    SETUJU SEKALI….

  11. 6 Oktober 2010 20:19

    saya masih berusaha menyesuaikan dengan posisi tombol sign dan klakson yang di pindah letaknya . 😀

    • KillBill1 permalink
      11 Oktober 2010 13:19

      motor baru Honda ya?

  12. nick69 permalink
    6 Oktober 2010 21:10

    Masih banyak orang yang tidak sadar..
    Padahal ini menyangkut nyawa.
    Turut prihatin aja

  13. nick69 permalink
    6 Oktober 2010 21:22

    Betul kata bro dani.
    Saya sering lht orang lupa mematikannya..
    Ckckckck

    Btw,tadi ada jalan satu arah,diujung jalan bercabang 2 spt huruf Y.
    Saya disisi kanan sein kanan,
    Tiba2 disalip mio biru dari kanan terus dia reting kiri belok kiri..
    Aaaarrgghh.. 👿 pengen rasanya ngulek2 wajahnya..
    jalanan sekarang bener2 liar

  14. TyranT permalink
    6 Oktober 2010 21:27

    @^
    Tinggal dimana nick??
    Disemarang mah parah banget.. Safety ridingnya NOL besar disini..

    Yang bro alami disini udah biasa banget (sering saya alami), dah gitu malah saya yang diklakson..

    Apalagi orang 2 pendatang (plat luar semarang). Udah deh.. Jangan dideketin.. Biasanya jalan pasti ngawur..

  15. softech_niQ permalink
    7 Oktober 2010 10:38

    tambahan bro edo,kl nyalain lmp sen itu jg hrs kira2,posisi sedikit mrapat kpinggir&minimal 15 atw 20meter sblm belok lmp sen sdh mnyala,,gw kmrn hmpr nabrak,krn tu ibu2 nyalain lmp sen ktka jrk udh dkt belokn,&posisi msh agak dtengah jln,stang motor nyaris mhantam punggung anakx yg dbonceng,itupun gw udh injek+tarik rem kenceng2,banting stang&banting pikiran mw cr celah biar ga nabrak/nyerempet,
    alhamdu4jj konsentrasi ga loncat,jd msh slamat.
    syukur deh ibu itu udh taat lalin,tp sprtix msh blm mngerti tata cara yg lbh baik.

    • 7 Oktober 2010 16:26

      yup. penyalaan lampu isyarat memang tak serta merta dadakan, paling enggak 5-10 detik deh sebelum belok.

      • KillBill1 permalink
        11 Oktober 2010 13:21

        bukan dari waktu 5-10 detiknya,pak Edo…tapi jarak 5 s/d 10 meter sebelum berganti arah.

    • 10 Oktober 2010 04:23

      Kadang sein kiri e…eh die belok ke kanan Bro…enggak beda ama becak..

  16. 7 Oktober 2010 16:18

    setuju sama pembalut alias softech….
    jangan ndadak klo mo nyalain seinnya masalahnya beberapa kali hampir kecentok gara gara itu…

  17. 10 Oktober 2010 04:19

    ada beberapa kemungkinan lampu sen motor didepan kita tidak menyala : motornya nggak dilengkapi lampu sein, pengendara udah geser tombol sein tapi lampunya nggak nyala atau rusak, kebiasaan enggak tau aturan, sorry sering dilakuin pengendara cewek walau tdk semua, mungkin lagi ngelamun.

Trackbacks

  1. Kata Pembaca, Kelakuan Pengguna Jalan Seperti Ini Nih yang Bikin Mereka Naik Darah! | SobatCyber

Tinggalkan Balasan ke edorusia Batalkan balasan