Lanjut ke konten

Sepeda Motor Sebagai Pengumpan

9 Juli 2010

foto:edo

SEPEDA motor menjadi alternatif saat ini. Sebuah jalan keluar atas kebutuhan mobilitas masyarakat karena sistem transportasi umum massal yang ada belum memadai. Transportasi umum masih dinilai belum aman, nyaman, dan tepat waktu. Aksesnya pun tidak maksimal.

Selain sepeda motor, kendaraan mobil pribadi juga menjadi alternatif. Tak pelak, tipe mobil low multi purpose vehicle (LMPV) menjadi pilihan. Jenis mobil ini rata-rata dibanderol di harga Rp 150 juta ke bawah. Sebuah ranah yang lebih terjangkau masyarakat kelas menengah ke bawah. Tentu, dengan dukungan lembaga pembiayaan.

Buntutnya, populasi sepeda motor dan mobil pribadi lebih dominan ketimbang angkutan umum. Sepeda motor yang masih aktif ditaksir sekitar 45 juta unit dan mobil pribadi sekitar 7 juta unit. Kendaraan umum? Di bawah satu juta unit.

Secara ekonomi, sepeda motor lebih terjangkau karena berkisar di Rp 10-15 juta per unit, untuk segmen motor bebek. Berkat dukungan lembaga multifinance, konsumen bahkan bisa memboyong sepeda motor cukup dengan uang muka Rp 1,5 juta dengan angsuran per bulan sekitar Rp 500 ribu dalam jangka waktu 35 bulan.

Benahi Angkutan Umum

Darmaningtyas, penggiat di LSM Institut Studi Transportasi (Instran), menyatakan, sepeda motor tepat untuk angkutan pengumpan (feeder), bukan sebagai angkutan utama (trunk line).

Feeder dari gang ke jalan utama, dari jalan utama ke terminal atau halte bus. Oleh karena itu, seperti ditulis Darmaningtyas dalam bukunya, Transporatasi di Jakarta Menjemput Maut, regulasi terhadap sepeda motor semestinya didahului dengan perbaikan pelayanan angkutan umum sehingga dapat mendorong para pengendara sepeda motor berpindah ke angkutan umum.

Aha! Siapa pun tak akan rela berhadapan dengan tingginya risiko bersepeda motor. Tengok saja risiko ini. Kepanasan akibat sengatan matahari atau kehujanan, menghirup debu atau asap knalpot kendaraan, dehidrasi karena pengapnya suhu tubuh berjaket dan sengatan matahari. Serta, ini yang paling tinggi risikonya, terjebak dalam kecelakaan lalu lintas jalan. Maklum, di Jakarta dan di seantero Nusantara, sepeda motor termasuk kendaraan yang mendominasi kecelakaan lalu lintas jalan. Sekitar 60% kendaraan yang terlibat kecelakaan adalah dari kelompok sepeda motor.

Para penggiat keselamatan jalan menilai, untuk mereduksi secara signifikan kecelakaan lalu lintas jalan adalah dengan mewujudkan sistem tranportasi angkutan umum massal yang aman, nyaman, dan selamat. Tentu juga dengan pola yang tepat waktu.

Tanpa itu, sepeda motor sebagai alternatif masih menjadi favorit. Kalau yang memiliki dana lebih bakal melirik LMPV. Nah kalau yang gak menjangkau kedua jenis itu? Menikmati apa adanya layanan yang diberikan para operator angkutan umum. Termasuk di antaranya, berimpit-impitan dengan para tanga-tangan jahil. (edo rusyanto)

4 Komentar leave one →
  1. 9 Juli 2010 17:40

    Setuju. Sepeda motor hanya dipakai dari rumah menuju halte, terminal, atau stasiun tempat kita akan menggunakan angkutan umum masal. Tapi, masalahnya angkutan umum masalnya ini yang masih perlu banyak sekali pembenahan yang berkaitan dengan kelalulintasan dan manajemen transportasi. Kalau soal manajemen transportasi tentu sudah banyak ahlinya di sini. Kemana ya mereka?

    🙂 Salam,

    Mochammad
    http://mochammad4s.wordpress.com/
    http://notulabahasa.com/

  2. Rovisezy permalink
    9 Juli 2010 17:55

    Kebijakan pemerintah dlm sektor transportasi yg terlambat, Sesuatu hal yg sulit untuk dirubah,udah terlanjur basah, spd motor membanjiri jalanan..Rakyatpun dah nyaman pake bebek..Masalah resiko gk dipikirkan,resiko ada dimana saja,di bis,mikrolet,kA ataupun pesawat terbang. ..

  3. penerjemah a.k.a arif rakhman permalink
    9 Juli 2010 18:02

    kalo motor sebagai pengumpan, agaknya bisa jadi peluang membuka usaha parkir nih.

  4. 9 Juli 2010 20:01

    @mochammad; para ahli kita mungkin sedang berkutat dengan alur birokrasi yg njlimet. hal serupa ane sudah lontarkan kepada para ahli yg ada di birokrasi saat ini. agar mereka bergerak bebas, berpikir dan bekerja secara konkret bagi kehidupan yg lebih baik.

    @rovi; saat ini, kita masyarakat, khususnya para pengguna sepeda motor, harus berjuang keras untuk terus mengurangi risiko akibat memakai sepeda motor. desakan agar pemerintah segera berbenah mewujudkan transportasi yg aman, nyaman, dan selamat harus terus dikumandangkan. jangan letih.

    @arief; hahahaha….sudah ada tuh yg mengintai bisnis parkir terpadu di halte trans jakarta, hehehehe….kalau lahan parkir di stasiun atau di terminal, juga sudah berlangsung. smangat utamanya adalah makin meruyak transportasi umum massal yg lebih manusiawi.

    btw, trims all dah singgah dan sharing di blog aku, salam.

Tinggalkan komentar