Terjerembab Usai Hindari Tabrakan
SUARA nyaring benda jatuh terdengar. Brak!!!
Sepeda motor bersama pengendaranya jatuh bersamaan di atas permukaan jalan aspal. Kami yang ada di belakangnya saling mengerem. Berhenti.
Sang pengendara sepeda motor tergeletak di atas aspal. Beberapa orang di dekat situ sontak membantu memindahkan ke tepi jalan. Sebagian lagi memindahkan sepeda motor perempuan tadi.
“Ada kecelakaan. Silakan lanjut,” kata pria bersepeda motor yang membantu arus lalu lintas agar mengalir, Kamis (15/8/2018) sore.
Arus kendaraan pun akhirnya mengalir. Orang-orang yang ingin menonton kejadian itu jadi sungkan. Maklum, rasa ingin tahu yang berlebihan justeru bisa menambah kemacetan.
Sebelum melanjutkan perjalanan sore itu, saya lihat perempuan yang tadi jatuh dari sepeda motornya tampak sadar. Tak ada luka serius di tubuhnya. Dugaan saya, dia mengalami shock.
Jarak Aman
Saya menduga kecelakaan ringan tadi lantaran sang pesepeda motor panik, lalu mengerem dan akhirnya terjungkal.
Mengapa panik?
Sepintas saya lihat pesepeda motor yang terjerembab itu awalnya mencoba menghindari tabrakan dengan sepeda motor yang ada di depannya. Namun, justeru terjerembab. Saat kejadian, laju kendaraan sangat lambat karena ramainya kendaraan bermotor selepas lampu merah.
Perkiraan saya konsentrasi sang pengendara tidak maksimal. Bila konsentrasi penuh, daya antisipasi dapat lebih baik lagi. Selain itu, tentu saja butuh menjaga jarak aman agar tidak terjadi tabrak belakang. (edo rusyanto)
Trackbacks