Lanjut ke konten

Naik Bus Bayar Pakai Sampah Plastik

8 April 2018

MEMANFAATKAN sampah untuk kepentingan ekonomi sudah dikenal luas di Indonesia. Kita pun familiar dengan apa yang disebut dengan bank sampah. Bahkan, hingga 2015, setidaknya ada 3.900 bank sampah yang berdiri di Tanah Air.

Konsep bank sampah adalah upaya mengubah perilaku masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, namun justeru memanfaatkannya dari sisi ekonomi. Sampah disetorkan kepada bank, lalu nilai ekonomi atau uangnya dimasukan ke rekening warga yang bersangkutan seperti lazimnya menabung di bank.

Di Indonesia bahkan ada sampah yang dimanfaatkan untuk membayar layanan kesehatan. Juga ada aktifitas sedekah sampah yang nilai ekonominya lalu dimanfaatkan untuk membangun fasilitas bagi komunitas warga.

Kini, kita disodori lagi fakta soal bagaimana memanfaatkan sampah. Warga yang ingin naik bus untuk bertransportasi dapat membayar dengan sampah plastik. Itulah inovasi yang digulirkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 7 April 2018. Warga yang naik Bus Suroboyo cukup membayar dengan sampah.

Caranya, warga menukarkan 10 platik gelas, atau botol kecil – sedang sebanyak 5 botol, atau 3 botol ukuran besar. Nantinya, ada petugas yang akan memverifikasi untuk selanjutnya ditukar dengan tiket bus.

Pilihan lain adalah warga menukarkan sampah tersebut ke bank sampah untuk mendapatkan kartu khusus Bus Suroboyo, semacam kartu e-payment. Lalu kartu tersebut bisa di-tap ke dalam Bus Suroboyo.

Setidaknya ada dua faedah langsung terkait perilaku masyarakat, yakni, pertama, perilaku menjaga lingkungan agar bersih dan sehat. Kedua, perilaku menggunakan angkutan umum. “Karena sampah plastik itu sangat sulit untuk diuraikan. Jadi lewat Suroboyo Bus ini, akan kami kumpulkan lalu disetorkan ke Bank Sampah. Lalu dijual, untuk didaur ulang menjadi bahan yang lebih bermanfaat,” ujar Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, seperti dikutip dari lingkarjatim.com, Sabtu, 7 April 2018.

Semangat menggunakan angkutan umum untuk kebutuhan bermobilitas warga memang sebuah tantangan luar biasa di tengah tingginya penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Populasi kendaraan bermotor pribadi dibandingkan dengan kendaraan angkutan umum sangat timpang. Karena itu, salah satu upaya menjawab tantangan tersebut adalah membangun angkutan umum yang aman, nyaman, selamat, terintegrasi, terjangkau, dan ramah lingkungan.

Bus Soroboyo yang digulirkan Pemkot Surabaya mencoba memenuhi kebutuhan itu. Bus berjenis low deck yang juga ramah difabel ini akan terintegrasi dengan teknologi SITS. Integrasi itu membuah bus mendapatkan green wave, artinya bus ini akan selalu mendapatkan prioritas lampu hijau.

Lalu, bus bermuatan 67 orang ini juga dilengkapi dengan GPS yang mana masyarakat dapat memantau posisi bus di aplikasi GO BIS. Juga terdapat tempat duduk prioritas untuk kaum difabel, wanita, ibu hamil, dan lansia. Di dalam bus ini juga dilengkapi AC, LED papan informasi, dan CCTV. “Diharapkan dengan adanya Bus Suroboyo ini, masyarakat surabaya khususnya dapat merasakan kenyamanan menaiki angkutan umum, dan tentunya dapat menekan penggunaan kendaraan pribadi,” tulis akun instagram Dinas Perhubungan Surabaya.

Jadi pingin nyoba nih. Kapan yah di Jakarta bisa hadir bus seperti ini? (edo rusyanto)

foto:
dishubsurabaya IG
satpolppsurabaya IG

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: