TVS pun Tergiur Segmen Motor Skutik
LAZIMNYA pengusaha, jika ada kue bisnis yang gemuk, mereka bakal berbondong-bondong merangsek. Ibarat pepatah, ada gula ada semut.
Fenomena tersebut rasanya pas jika disematkan pada segmen sepeda motor skutik. Sepeda motor yang digadang-gadang cukup praktis tersebut, ternyata memikat banyak konsumen di Indonesia. Faktanya, dalam tiga tahun terakhir, pangsa pasar sang skutik terus membubung. Tak tanggung-tanggung, kini sudah mendepak sang penguasa pasar sebelumnya, yakni jenis sepeda motor bebek alias underbone.
Pada 2011, pangsa pasar motor skutik masih sekitar 51,60%. Namun, setahun kemudian langsung melejit menjadi sekitar 59,33%. Tak main-main, dari segi volume pun demikian. Bila pada 2011 sekitar 4,1 juta unit, pada tahun lalu menyentuh angka 4,2 juta unit.
Nah, bagaimana dengan tahun 2013? Sepanjang semester pertama 2013, pangsa pasar motor skutik sudah benar-benar menggerus motor bebek. Market share motor skutik menggila hingga sekitar 63,51%. Dalam enam bulan, volume yang merangsek pasar sekitar 2,5 juta unit. Jangan-jangan, hingga tutup tahun 2013 bakal menyentuh lima juta unit. Dahsyat!
Honda tampil menguasai pasar skutik pada 2011 dan 2012. Tak tanggung-tanggung, pangsa pasar Honda masing-masing sekitar 57% dan 67%. Sedangkan sang pemimpin pasar sebelumnya, yakni Yamaha, pada 2011 menguasai sekitar 39,61%, sedangkan 2012 sekitar 29,95%. Sementara itu, pada kurun waktu yang sama pangsa pasar Suzuki masing-masing 3% dan 2,92%. Rasanya tak berlebihan jika pada tahap awal, TVS tidak menargetkan pangsa pasar lebih dari 1%.
Oh ya, data penjualan tersebut saya kutip dari laporan distribusi para anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi). Asosiasi produsen motor itu menguasai lebih dari 90% pasar domestik.
Di segmen motor skutik, dari enam anggota Aisi, hingga awal 2013 hanya tiga anggota yang bersaing memikat calon konsumen. Ketiganya adalah Honda, Yamaha, dan Suzuki. Per Januari 2013, Kawasaki, TVS, dan Kanzen tidak masuk ke segmen yang cukup gemuk tersebut.
Namun, TVS Motor Company atau TVS, si bungsu anggota Aisi, tidak tahan juga melihat gelembung segmen motor skutik. Produsen sepeda motor asal India itu akhirnya ikutan bermain di segmen skutik mulai awal Juli 2013 lewat TVS Dazz. Lumrah. Ada gula, ada semut.
Keberanian TVS merangsek pasar skutik domestik tentu bukan tanpa alasan. Situs detikoto menulis, Dazz memang dibanderol cukup murah jika dibandingkan motor skutik besutan anggota Aisi lainnya. Dazz dibanderol Rp 9,99 juta per unit dalam kondisi siap pakai (on the road) di Jakarta dan sekitarnya.
“Kami tidak murahan, kalau murahan kami tidak berani memberikan garansi yang cukup lama kepada konsumen,” ujar Chief Marketing Officer (CM) PT TVS Motor Company Indonesia, Herry Budijanto Dragono Herry di sela peluncuran Dazz di Karawang, Jawa Barat, Rabu (24/7/2013) seperti dilansir detikoto.
Wajar jika Herry berkata begitu. Nama besar TVS dipertaruhkan. Laman resmi TVS Indonesia mengaku, PT TVS Motor Company Indonesia adalah bagian dari TVS Motor Company dari India, salah satu perusahaan manufaktur roda dua terbesar di dunia. “Kami merupakan pusat yang ditunjuk di kawasan Asia Tenggara untuk membangun fasilitas manufaktur terintegrasi yang termasuk didalamnya: produksi mesin, produksi kendaraan, pengetesan dan fasilitas pengecatan yang berlokasi di kawasan industry Surya Cipta di Karawang Jawa Barat dengan kapasitas produksi 300.000 sepeda motor per tahun,” tulis laman tvsmotor.co.id.
TVS Indonesia mengaku berkomitmen menyediakan proses manufaktur kelas dunia berkualitas ekspor dari fasilitas produksi yang ada di Indonesia. Kandungan lokal produk TVS sekitar 65% termasuk di dalamnya plastik, fabrikasi, dan part aluminium.
Pabrikan yang sejak Maret 2010 masuk ke Aisi itu, pada tahap pertama investasi membenamkan US$ 50 juta dengan tambahan US$ 75 juta untuk tahap berikutnya. Saat ini, tulis laman itu, lebih dari 50.000 orang telah menggunakan sepeda motor TVS di jalanan Indonesia.
Pada 2012, TVS Indonesia melego sekitar 18 ribuan sepeda motor. Tidak seluruhnya dijual di dalam negeri, sekitar 48,8% produk TVS di ekspor, sedangkan sekitar 51,2% untuk pasar Indonesia. Mayoritas penjualan TVS didominasi oleh produk motor bebek, yakni 81,2%, sisanya sport sekitar 18,8%. (edo rusyanto)
foto:bikersguide
semakin banyak pilihan kue nya 😀
mantappp oy heheh 🙂
http://cicaakcerdas.wordpress.com/2013/07/24/wew-kayaknya-motor-baru-yamaha-125-cc-bakal-hadir-lagi-nih/#more-1417