Lanjut ke konten

Begini Rasanya Terjebak di Lift

13 Juli 2013

lift hotel_1

PAGI itu cuaca cukup cerah. Cahaya mentari berkilauan memantul di kaca spion. Saya melaju menuju area Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Kawasan pusat bisnis yang juga banyak dihuni kantor kedutaan besar negara sahabat itu, cukup ramai setiap harinya. Bangunan pencakar langit tumbuh disana-sini.

Ya. Kehadiran saya pagi itu untuk menyaksikan pembukaan hotel anyar yang dioperasikan jaringan operator hotel terkenal. Saya diundang oleh sang pemilik. “Investasi untuk hotel ini sekitar Rp 120 miliar,” kata sang direktur utama yang juga pemilik hotel, saat berbincang dengan saya, Selasa (9/7/2013) pagi.

Tiba-tiba panitia peresmian hotel mengajak para jurnalis naik ke lantai sembilan. Jumpa pers digelar di lantai yang juga tempat pool bar. Asyik nih. Kami bergegas.

Disinilah ketegangan dimulai. Ada dua lift untuk menuju ke lantai atas. Posisinya berdampingan. Saya mengambil posisi bagian kiri dari arah kami datang karena lift yang kanan sudah bergerak naik. Tapi, baru saja menjejakan kaki di dalam lift, sang lift terasa agak melorot. Posisi kami saat itu berada di lantai dasar. Lift seperti melorot ke lantai basement.

Lift tidak bergerak. Lampu indikator tiba-tiba padam, walau sesaat kemudian menyala lagi. Satu menit berlalu, dua menit, tiga menit, kegaduhan pun mulai terjadi.

Ada yang berteriak-teriak meminta teknisi segera menangani. Ada yang menggerutu suasana panas di dalam lift. “Bagaimana sih nih operator lift-nya,” ujar pria berjas dan berdasi di belakang saya.

Suara operator atau teknisi lift terdengar sayup-sayup, “Sebentar yah.”

Keringat sudah mulai mengucur. Lift berukuran kecil itu penuh sesak. Barulah setelah sekitar 10 menitan sang teknisi membuka lift tersebut. Ada kelegaan.

Para jurnalis pun pindah lift. Maklum, jumpa pers sudah berlangsung.

Oh ya, sekadar berbagi. Saat terjebak di dalam lift usahakan setenang mungkin. Pencet tombol darurat yang biasanya bergambar bel. Jika dipencet bakal muncul suara dering. Sebisa mungkin berkomunikasi dengan para teknisi yang bertugas. Tentu, jika masih ada sinyal telepon seluler, upayakan berkomunikasi dengan orang yang mungkin bisa membantu.

Buat para teknisi, seyogyanya sesegera mungkin menangani panggilan darurat. Tindakan membuka dan menolong dengan sigap bisa membantu menghilangkan rasa panik orang yang terjebak di dalam lift. (edo rusyanto)

5 Komentar leave one →
  1. 13 Juli 2013 01:13

    Apa kbr eyang? 🙂

  2. Adhitya Ramadian permalink
    15 Juli 2013 13:51

    langkah pertama “jangan panik” karena jika panik maka tidak bisa melakukan ke langkah berikutnya hehehe

    http://ramboeistblast.wordpress.com/2013/07/15/rumusan-sidik-jari/ -> bagaimana dengan rumusan ini? tetap berlanjut atau tidak? masihkah digunakan?

  3. 15 Juli 2013 16:12

    betul kata kang adit..
    jangan panik dulu eyang 😀

    Jangan ngisi bensin hari senin pagi (SPBU only) !

  4. haroem permalink
    16 Juli 2013 18:28

    Jangan panik dan pastinya atur nafas 😀

  5. bambang permalink
    24 Oktober 2014 15:26

    yang punya prosedur penanganan orang terjebak didalam lift bisa di share tks

Tinggalkan Balasan ke setia1heri Batalkan balasan