Lanjut ke konten

Iklan Arogansi Kecepatan

27 Februari 2012
tags:

MASIH ingat pernyataan Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, MT, guru besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta? Kalau kelupaan, saya segarkan sedikit ingatan kita.
Begini, menurut sang profesor, iklan penjualan sepeda motor menonjolkan pesan arogansi kecepatan dan raja jalanan yang tidak beradab. Nah loh!
Gak keliru juga sih. Kalau kita cermati iklan sepeda motor di siaran televisi memang menimbulkan citra soal kecepatan. Bahkan, ada iklan sepeda motor yang menggambarkan lincah dan cepat saat mendahului motor lain di jalan raya. Bukan di sirkuit. Parah. Seakan jalan raya punya nenek moyangnya.
Entah kenapa, para produsen sepeda motor mengedepankan kecepatan dalam iklan penjualan mereka. Mungkin untuk menopang bahwa sepeda motor adalah kendaraan roda dua yang dianggap bisa membantu sang penunggang untuk cepat sampai di tujuan. Maklum, bagi masyarakat perkotaan, sepeda motor dianggap solusi atas karut marutnya lalu lintas jalan. Bersepeda motor dianggap solusi tiba tepat waktu di tujuan. Walau, faktanya, tidak melulu sama dengan harapan. Apalagi di jam sibuk dan lokasi tertentu, praktis kemacetan lalu lintas jalan juga menjepit sang roda dua.
Balik lagi soal sudut pandang sang profesor, dalam makalahnya di Semiloka Nasional: Pengembangan Program Aksi Keselamatan Pengendara Sepeda Motor, di Universitas Brawijaya, Malang, Senin (13/2/2012), disebutkan bahwa hal itu termasuk dalam tata niaga perolehan. Selain iklan, yang masuk dalam tata niaga perolehan adalah produksi sepeda motor yang hanya didasarkan aspek permintaan pasar dan gaya hidup pengguna.
”Perdagangan dilakukan secara mudah, murah, dan cepat jual,” kata Agus Taufik yang juga Ketua Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (FSTPT).

Dampak dari kesemua itu, jelasnya, pertumbuhan sepeda motor tidak terkendali. Coba tengok penjualan 2010 yang mencapai sekitar 7,2 juta unit dan 2011 yang sekitar 8,04 juta unit.
Lalu, produktifitas tidak peduli terhadap aspek safety & security. ”Perolehan (sepeda motor) tanpa jaminan, down payment murah, dan bunga angsuran ringan,”tuturnya.
Kalau sudah begitu repot deh. Keseluruhan hal itu bisa berkontribusi memicu terjadinya perilaku berkendara yang kurang aman dan selamat. Jika dicekoki iklan arogansi kecepatan, jangan-jangan malah bisa membuat pemotor tertentu menjadi seruntulan.
Profesor Agus punya solusi terkait tata niaga perolehan. Menurut dia, produksi sepeda motor mestinya didasarkan aspek safety& security di jalan. Lalu, omzet perdagangan dibatasi sesuai hasil evaluasi keselamatan. ”Selain itu, lakukan pendataan secara intensif kelaikan operasi sepeda motor,” kata dia.
Pada gilirannya, pertumbuhan sepeda motor dikendalikan sesuai evaluasi safety & security di jalan. Kemudian, kapasitas mesin dibatasi maksimum 75cc. Terpenting, ini yang super penting juga, iklan penjualan sepeda motor menonjolkan sepeda motor berkeselamatan. Setuju?
Bagi saya,pemikiran sang profesor tersebut cukup menarik untuk ikut serta mengurangi potensi pemicu kecelakaan. Terutama terkait dengan iklan yang merambah ruang bawah sadar konsumen. Suatu-suatu bisa muncul dan memengaruhi sang pemotor dengan jargon, motornya bisa dipacu sekencang-kencangnya.Padahal kita tahu, kecepatan tinggi bisa memicu kecelakaan lalu lintas jalan.(edo rusyanto)

41 Komentar leave one →
  1. 27 Februari 2012 11:09

    lalu yang mau membatasi siapa?

    • 27 Februari 2012 11:16

      Rasanya soal pembatasan produksi/penjualan, seperti kata dirjen kemenperin, tak mungkin diterapkan.

  2. 27 Februari 2012 11:09

    berarti kalo mau iklan kudu bener2 sesuai “tempat”nya………..misal: klo mau nunjukkin performa ya dibikin background di sirkuit, toh sejatinya jalan raya bukan tempat untuk ngebut……..betul kan om?

    Review Film, The Help……………

  3. 27 Februari 2012 11:13

    motor menjadi pilihan masyarakat menengah ke bawah, knp banyak/melonjaknya penjualan motor itu bisa dijadikan indikasi bahwa masyarakat kita sebagian bsr adalah masyarakat menengah kebawah……………

  4. 27 Februari 2012 11:43

    bener2 ngk mengajarkan enjoynya riding naek motor..malah ngajarin riding keburu-buru 😀

    HONDA Itu (Ngk) IRIT!!

  5. roy|sky permalink
    27 Februari 2012 11:58

    sayangnya pemikiran brilian dari sang profesor ini terkadang ga sejalan dengan pemikiran pengusaha dan investor, yg menghitung setiap rupiah yg keluar untuk advertensi dihubungkan dengan setiap rupiah yg masuk sebagai omzet

  6. 27 Februari 2012 12:01

    masalahnya orang indonesia suka motor yang kencang… 😀

  7. 27 Februari 2012 12:10

    Emg dr dulu sperti itu,, wktu rubuh jembatan gk pke helm
    Xeon yg top speed nya cm 90 kpj aja iklannya bs dibuat tembus mobil
    Alhasil, banyak pengguna xeon di jalan kebut2 seolah olah paling kencang. Mreka tebawa iklan di tv tanpa melihat speknya brpa hp?? Bahkan yg 150cc aja dianggap dia bs dilawan.. Hehelehehehheehehehehehhe..

  8. 27 Februari 2012 12:36

    Sekarang sudah banyak yang sadar, kecuali si Komeng dengam MX nya. Gak beradap?

  9. xsal permalink
    27 Februari 2012 12:48

    kalu iklannya Hayabusa atau ZX14 masi wajar…. lhaa kalu skutik/ bebek???….

  10. haroem permalink
    27 Februari 2012 13:00

    Setuju nih sama artikelnya eyang, Khususnya di Jakarta mau ngebut – ngebut ga ada lahannya! ehh Iklan malah mengedukasi yang ga safety!!

  11. AAA permalink
    27 Februari 2012 13:27

    Mending iklan NMP lebih elegan… adu kebut ama sedan biar paling cepet ketemu cwek di restoran buat ngedate..
    eh samimawon yaa…. 😀 😀

  12. Top permalink
    27 Februari 2012 13:40

    Drpd bikin iklan ngibul, ngakunya irit, padahal knyataanya gak sesuai dgn yg di harapkan, bohong itu dosa lho, tanggungjawabnya sm yg diatas dan sm konsumen…!!!

    • 28 Februari 2012 00:47

      Loh emg iklan tembus mobil itu dan rubuh jembatan sesuai dengan kenyataan?? Yg ada pikiran alay,, seolah olah motor yamahaaa paling kencang,, udh gw bilang, pengguna xeon sok ngebut,, yg 150 cc aja suka ditangtang,, hahahahhaa.. Klo msalah irit dengan tanta bintang kecil gpp x.. Yamahaa mun gkin skrng lebih irit mio j nyaa,, tp beat kan blom keluar yg terbaru.. Let see.. Vario 125 pke esp,, klo lebih irit dr xeon,, maka esp pun akan dicangkok kan ke beat,, gt dia.. Pengen liat nanti tenaga xeon jauh dibawah vario 125,, denger2 sih imbang ma mx.. Tp krn xeon iklan nya nembus mobil,, yah pasti dijalan xeon sok paling kncang atau alay,, tanpa liat dl spek mesin,, termakan iklan..

      • orang indonesia permalink
        29 Februari 2012 10:19

        duh sales lg gelar dagangan nya… bandingin irit ama xeon lg

  13. 27 Februari 2012 13:45

    namanya juga iklan, mbah kadang terlalu berlebihan menyikapinya, lagian kalau pengin cepet pun nggak bisa jalan sudah macet banyak lobangnya masa mau ngebut. Tapi mau mudik keluar kota sepertinya perlu juga. 🙂 Masyarakat awam mungkin sudah tahu juga. Jaman dahulu belum ada iklan juga ada juga yang hobby kebut-kebutan yang membahayakan jadi mungkin terganting kondisi jalan & manusianya saja….( di iklan saya yakin jalanan kosong dan tidak ada polisi 😀 makanya bisa ngebut.:) . Memang mungkin lebih bijak tidak menampilkannya seperti itu.

  14. 27 Februari 2012 15:11

    berbahaya, sangat tidak baik untuk dicontoh….

  15. motoralay permalink
    27 Februari 2012 17:01

    Betuulll….semua dampak iklan sudah kita lihat dengan mata kepala sendiri…kalau sudah begini, bagaimana tanggung jawab pembuat, pemasang dan penayang iklan tsb?
    Bodo ah emang gw pikirin…….

  16. 27 Februari 2012 19:09

    sebenarnya iklan kecepatan motor lebih mirip dengan nafsu manusia yang ingin serba cepat, terburu-buru kaya, cepat sukses, menjadi nomor satu dll. dan itulah kita, makanya sang pembuat iklan telah mengetahui mental konsumen ayo cepat2 agar segera dapat terkenal terhormat dan menjadi nomor satu. namun efek negatif dari keinginan serba cepat tidak bisa dengan mudah di sadari karena keberadaannya ada di dalam, sementara mata keinginan selalu melihat keluar.

  17. 27 Februari 2012 19:20

    mau sampai kapan motor terus diproduksi.. jalanan dah g kuat

  18. 27 Februari 2012 20:58

    @Top
    Yang bodo saja yang merasa dikibuli.

  19. Cah ndeso permalink
    27 Februari 2012 21:10

    kapan ya om jakarta seperti singapura…. jalanan lancar transportasi umum terjamin…. salut saya dijalan raya orang naik motor bisa dihitung dengan jari… penyeberang jalan sangat dihargai….

  20. 27 Februari 2012 21:21

    Tepat sekali. mestinya iklan iklan seperti itu ditegur karena scara tidak labgsung megajarkan atau mendidik untuk kebut-kebutan di jalan. Seperti iklan si komeng tuh. Masak saking cepatnya sepeda motor hingga warung-warung roboh, itik berhamburan, dan bajunya compang camping. kan gila tuh

  21. 27 Februari 2012 22:36

    namanya pabrikan mikirnya nyari untung thok , ckck

    Saat orangtua kurang teredukasi, balita pun dibawa naik motor

  22. yonk permalink
    27 Februari 2012 22:44

    Kan yamaha…………..

  23. 28 Februari 2012 00:22

    hmmmmm… ane sedang baca baca aja…

  24. pengenyangitu permalink
    28 Februari 2012 01:56

    kembali ke maslah awalnya, pemerintah berusaha untuk memperbaiki sistem transportasi umum, tapi dilain pihak ngasih keluasaan pabrik motor dan mobil untuk memproduksi tanpa batasan. dan ditambah penegakan aturan yg lemah. maka dari itu pabrikan berusaha untuk memproduksi sebanyak2nya, dan tak memperdulikan lagi dengan sistem aturan dan keamanan berkendara.

  25. infobuatkita permalink
    28 Februari 2012 05:21

    betul sekali, yang dijual kecepatan bukan keselamatan (menurut saya)

  26. Udug permalink
    28 Februari 2012 07:13

    Iklan yang sangat tidak sopan dan tidak berempati kesesama …

  27. jonas permalink
    28 Februari 2012 11:54

    kan yamaha..iklan alay n bc mah keahlian yamaha..sekarang bajay ngikut ikut

  28. 28 Februari 2012 14:24

    bener apa lagi kalo pas iklan awalnya motor matik eh pas dikendarai jadi motor sport, hal ini menjadikan penikmat iklan terpengaruh untuk mengendarai motor selalu sepeti pembalap, hasilnya bisa banyak kecelakaan

  29. martuasilaban permalink
    28 Februari 2012 15:51

    siapa tau temen2 ada yg lagi nyari mobil seken:

    JUAL HONDA CITY IDSI AT 2003/2004.Pajak mash panjang Des 2013 Irit BBM. Spesifikasi: Warna Hitam Istimewa, 7Spd Triptonic, Ors Cat, TV-DVD , Hrg Nego Alamat : Jl.Asem No.4 Meruya Selatan Jakarta Barat 11650. Hubungi: 3393 3391/ 0812 8287 8867 / 021-94061686

    Mobil dapat dilihat pada blog:
    http://martuasilaban.wordpress.com/2011/03/22/jual-honda-city-idsi-1500cc-tunggangan-irit-hubungi-081282878867/

  30. 28 Februari 2012 16:59

    Iklan mio J pun masih ada yang pakai melompat segala.

  31. 28 Februari 2012 21:34

    Ngomongin soal kecepatan dan kebut2an,disini tempatnya:

    http://www.jbrossi.wordpress.com

  32. mas aa permalink
    29 Februari 2012 08:29

    ada lagi contoh iklan yang lain
    “cewek duluan deh” abis itu salip salipan deh di depan… hadoooh parah.. tapi akhirnya ketemu lagi di lampu merah.. jadi sekencang apapun kendaraan anda toh akhirnya bareng bareng juga..
    oya eyang, kenapa iklan iklan seperti itu bisa lolos dari Lembaga sensor periklanan?, dan biasanya ada tulisan “ilustrasi kreatif” atau semacamnya di bagian bawah iklan.

  33. olala permalink
    29 Februari 2012 09:01

    Klo soal iklan lebih suka konsep iklannya Honda…lebih ngedepanin fungsi,,,
    Contoh Supra X Helm In, iklannya menyentuh banget, jinglenya juga enak…

  34. 2 Maret 2012 09:07

    iklan yang mengedepankan kecepatan di jalan memang terasa kurang beradab.
    mau sekencang apa kita di jalan, lha wong jalannya aja udah pnuh sesak.
    lebih bagus utamakan fitur kenyamanan berkendara, termasuklah di sini unsur safety dan ergonomis. soktahu.com

Tinggalkan Balasan ke gogo Batalkan balasan