Sea Games 2011
ANAK saya terlihat ceria. “Ayah, aku hari Jumat sampai Senin libur,” sergah anak saya, ketika pulang sekolah, Kamis (10/11/2011) siang.
Seluruh siswa sekolah dasar di tempat anak saya bersekolah bertempat tinggal jauh dari Gelora Senayan, Jakarta Pusat. Kami bertempat tinggal sekitar 20-30 kilometer dari pusat olahraga Senayan.
Hajatan olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara itu, bakal bergulir 11-22 November 2011 di Palembang, Sumatera Selatan dan DKI Jakarta. Ada 11 negara yang ikut dalam Sea Games XXVI 2011 untuk memperebutkan 542 medali emas.
Saya mendapat informasi bahwa kebijakan meliburkan sekolah adalah untuk mengurangi kemacetan lalu lintas jalan di Jakarta. Barangkali, para atlet dan official peserta Sea Games dikhawatirkan stress sebelum bertanding akibat kemacetan.
“Libur sekolah diperkirakan bisa mengurangi kemacetan sekitar 10-20 persen,” ujar Kabag Ops Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Latif Usman, seperti dikutip tribunnews, Senin (24/10/2011).
Sementara itu, Kepala Dinas Provinsi DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan, semua peserta didik di DKI Jakarta tidak ada yang diliburkan, seperti wacana yang berkembang akhir-akhir ini, hanya saja jam belajarnya disesuaikan dengan waktu penyelenggaraan SEA Games XXVI.
“Semua peserta didik tidak kami liburkan pada saat SEA Games, cuma kami sesuaikan sistem belajarnya dengan penyelenggaraan SEA Games. Karena jangan sampai penyelenggaraan SEA Games mengorbankan pendidikan bagi peserta didik,” ujar Taufik seperti dilansir okezone, Jakarta, Rabu (2/11/2011).
Oleh karena itu, Dinas Pendidikan DKI akan mengatur proses belajar mengajar dalam rangka SEA Games XXVI mendatang. Waktu belajar yang akan diatur tersebut dimulai dari 14 November-18 November 2011.
Saya menafsirkan, pengaturan jadwal belajar selama penyelenggaraan Sea Games diatur oleh kepala sekolah di masing-masing sekolah dengan catatan tidak mengganggu program sekolah anak didik.
Nah, kembali soal kemacetan lalu lintas jalan. Rasanya, kemacetan masih bakal terus terjadi di Jakarta sekalipun anak didik diliburkan. Terpenting justeru adalah bagaimana para pengguna jalan bisa saling menghargai satu dengan yang lainnya. Termasuk, menaati aturan lalu lintas jalan.
Di tingkat makronya, sudah semestinya kota sebesar Jakarta memiliki sistem transportasi massal umum yang aman, nyaman, selamat, tepat waktu, dan terjangkau. Selama moda transportasi seperti itu belum terwujud maksimal, jumlah kendaraan pribadi yang beredar di Jakarta tak pernah berkurang signifikan. Termasuk, disisi lain adalah masih meruyaknya angka kecelakaan lalu lintas jalan. (edo rusyanto)
PARAH, belum jadi mbah
http://temonsoejadi.wordpress.com/2011/11/11/kisahku-melihat-awan-sholat/
we ladalah,..kocap kacarito di liburken goro goro ngurngi macet..
La kok……
Kalo bahasa birokrat memang begitu ya,kalo banjir di bilang genangan air ,..kalo ngliburken di bilang pengaturan waktu belajar ato apalah istilahnya.toh aktualnya sama.genangan air ya banjir juga.pengaturan waktu belajar ya libur juga.
Wahai birokrat,.kalian itu kok bahasanya cukup panjang,..bekerjanya kurang mendapatkan nilai yang baik.dan memiliki gaji yang cukup untuk beli lauk.tapi masih juga tidakmemiliki muka yang tipis…duh gusti……
gak sekalian nyuruh penduduk jakarta dilarang keluar rumah selama Seagames..
http://temonsoejadi.wordpress.com/2011/11/11/keajaiban-menurut-islam/
salam pak edo.
Saya numpang nitip ya:::
Kayaknya sea games kali ini kurang gaunggnya ya