Lanjut ke konten

Jurus Atasi Kemacetan yang Tertatih-tatih

3 Juni 2011

Pemprov DKI Jakarta mengaku batu sandungan mengatasi kemacetan adalah belum terbitnya peraturan pemerintah (PP). Gubernur Fauzi Bowo menyebut salah satunya adalah PP terkait pungutan jalan electronic road pricing (ERP).
“Bagaimana kami bisa bergerak kalau payung hukumnya berupa PP belum dikeluarkan Pusat,” tukas Gubernur, seperti dilansir harian Suara Pembaruan, Jumat (3/6/2011).
ERP merupakan salah satu fitur atau jurus mengurai kemacetan di jalan raya Jakarta. Pemakai jalan di ruas tertentu harus membayar sejumlah uang. Tentu saja secara elektronik.

Pemerintah Pusat sudah ‘geram’ atas kemacetan yang terjadi di Ibu Kota. Triliunan rupiah lenyap setiap tahun akibat kemacetan lalu lintas jalan. Pada September 2010, di bawah koordinasi Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) menyusun 83 rencana aksi mengatasi kemacetan di Jabodetabek guna menindaklanjuti 17 instruksi Wapres Boediono.
Jakarta sudah cukup sesak oleh kendaraan. Bayangkan, data Polda Metro Jaya menyebutkan, pada akhir 2010, terdapat sekitar 11 juta kendaraan. Sekitar tiga juta adalah kendaraan roda dua, sedangkan sisanya kendaraan roda empat atau lebih.

Sesaknya kemacetan lalu lintas jalan berdampak kepada berbagai aspek sendi kehidupan masyarakat. Hal yang paling sering dirasakan adalah soal keterlambatan untuk mencapai tempat tujuan. Di sisi lain, ada ekses kemacetan yang cukup menggganggu yakni rasa stress. Kerap kali kemacetan menimbulkan rasa sumpek berlebih. Karena itu, ketika ada celah sedikit mendorong pengguna jalan menggeber habis-habisan kendaraannya.
Kemacetan juga menimbulkan tingkat keletihan yang menggila. Kalau sudah begini, konsentrasi berkendara bakal terganggu. Buntutnya, bisa memicu kecelakaan lalu lintas jalan. Di Jakarta, setiap hari ada belasan kasus kecelakaan yang menimbulkan rata-rata tiga orang tewas setiap harinya. Pemicu utama adalah faktor manusia yakni sekitar 90%. Nah, di faktor manusia, unsur kelengahan dan tidak tertib merupakan pendorong utama terjadinya kecelakaan. Bisakah kemacetan dinikmati agar tidak menimbulkan stress? Ada yang mau berbagi pengalaman? (edo rusyanto)

10 Komentar leave one →
  1. softech_niQ permalink
    3 Juni 2011 16:15

    shell soeperrrr

  2. 3 Juni 2011 18:10

    menikmati kemacetan ya dengan cara ngeliat kemacetan dari pinggir jalan….

    GW250: Berapa sih idealnya berat motor?

  3. beckhem permalink
    3 Juni 2011 22:17

    nyanyi om.lagu yg ngbeat atw yg lagi disuka,nyanyiny d batin saja atw bersenandung pelan. klo kenceng2 nti dikira wong edan:-))

  4. 4 Juni 2011 06:25

    Kalau yang sudah ditulis dijalankan pasti menurun siginifikan ya.

  5. Tukang Ngibul permalink
    4 Juni 2011 09:14

    yg pasti jakarta kebanyakan mobil…..kalo macet susah terurai……apalagi model fortuner ama pajero…makan tempat kalo lagi macet….

    • sofiyan permalink
      4 Juni 2011 23:55

      isinya 1 orang doang lagi.
      alphard masih mending isinya 2 orang, 1supir, 1mpunya boil :hammer:

  6. 4 Juni 2011 10:31

    dimana_mna sekarang macet..

Trackbacks

  1. Apa Kabar 20 Jurus Wapres? « Edo Rusyanto's Traffic

Tinggalkan komentar