Honda XR 200 Memang Beda
SAAT memarkirkan sepeda motor di area parkir kantor ada pemandangan yang berbeda. Hampir lima tahun parkir di tempat tersebut belum pernah melihat yang satu ini, Honda XR 200.
Tongkrongannya yang gagah menjadi ciri khas motor trail. Tentu saja menjadi menarik perhatian karena di sekelilingnya didominasi oleh motor bebek dan skutik. Sebagian kecil motor sport.
Kita tahu populasi sepeda motor trail tak sebanyak tipe motor lainnya. Volume penjualan anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi) pada 2010 menyodorkan fakta bahwa motor trail hanya sekitar 0,26% dari total penjualan. Tahun lalu, volume penjualan anggota Aisi sekitar 7,3 juta unit.
Pemain motor trail di anggota Aisi pada tahun lalu yang cukup konsisten adalah PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI). Kawasaki punya dua jenis trail yang dibalut dalam dua mesin yakni tipe 150cc dan 250cc.
Sekalipun ada merek lain asal prinsipal Jepang, seperti Honda, Suzuki, dan Yamaha, pada 2010, masuk melalui importir umum.
Di luar Aisi memang beredar merek lain seperti Hyosung, KTM, Solomo, Beijing, Monstrac, dan Diablo. Untuk merek yang terakhir itu, diklaim sebagai motor trail buatan lokal, sekalipun mesinnya dikabarkan didatangkan dari Thailand. Harganya pun relatif terjangkau yakni sekitar Rp 20 jutaan per unit. Kabarnya, Diablo mampu terjual sekitar 100 unit per bulan. Memang masih terpaut jauh dibandingkan dengan motor trail Kawasaki yang mampu terjual sekitar 1.500-an unit per bulan.
Motor trail memang punya segmen konsumen sendiri. Kecil, namun pasti. Bahkan, di kalangan aparat keamanan, trail menjadi salah satu kendaraan andalan untuk bergerak disegala medan. Baik aspal mulus maupun jalan tanah becek dan berbatu.
Balik lagi ke Honda XR 200 yang saya temui, Senin (17/1/2011), rasanya memang menjadi salah satu motor trail yang khas. Kabarnya, motor itu rakitan Filipina. Harganya? Kalau kita jalan-jalan di dunia maya, ada yang membanderol Rp 37 juta per unit, itu pun untuk yang bekas pakai (second).
Ya. Kini, Honda, Yamaha, dan Suzuki yang merajai pasar Indonesia, tampaknya tak tertarik memasukkan langsung lewat perpanjangan tangan mereka alias agen tunggal pemegang merek (ATPM) yang sudah memiliki pabrik di Indonesia. Konsumen penggemar trail hanya bisa melirik besutan KMI. Atau, tentu saja melongok produk yang dibawa importir umum. (edo rusyanto)
mbah ganti trail aja biar pas banjir tetep bisa lewat..
siappppp…mau nabung akh supaya bisa beli trail, hehehehe….
gak pengen KLX kah pak?
nga terlalu suka trail
nitip http://az147r.wordpress.com/2011/01/19/design-knalpot-cbr-250/
wow.. keren, jarang2 bisa ketemu XR200 di jalanan. Keliatannya emang ATPM indonesia yg minat main di trail cuma Kawasaki, plus lagi seperti yang dibilang sang author, emang market trail cukup segmented. Tapi lain ceritanya kalo ATPM pada main di kelas firt bike supermotor, soalnya kelas supermotor keliatannya mulai digandrungi dan keliatannya si punya prospek
Salam kenal dari beginner blogger 🙂
— 2010 Motorcycle Sales Figures Australian Retail
— Top Ten selling Supersport models / Percentage change in comparison to 2009
Honda CBR1000RR 589 -10.8%
Yamaha YZF-R1 533 -45.8%
Hyosung GT650R 474 -7.8%
Suzuki GSX-R1000 390 -37.3%
Ducati 1098/1198 360 -25.2%
Honda CBR600RR 329 -10.8%
BMW S1000RR 297
Yamaha YZF-R6 293 -28.7%
Suzuki GSX-R600 290 -24.1%
Suzuki GSX-R750 280 -34.7%
mahal juga ya motornya om 😀
rakitan filipina bagus ga ya ?
perasa’an gimana gitu ya http://moyseventeen.wordpress.com/2011/01/19/aprillia-rsv4-vs-lamborghini-exsclusive/
waktu browsing2 gw intip juga nih.spek mesin mirip2 tiger.
mesinnya kayak tiger… mungkin bagus bwat offroad… torsinya badak….
http://dewataspeedblog.wordpress.com/2011/01/20/diramalkan-kalah-lawan-monster-lawan-dengan-versys/
cocok untuk jalan jakarta
http://extraordinaryperson.wordpress.com/
kepada mbah honda kabulkan lah permintaan kami untuk menungangi xr200 selayaknya tigi200 di jalan raya indonesia . amiiin